Inilah Profil Andi Sudirman Sulaiman, Calon Wakil Gubernur Sulsel
By Admin
Andi Sudirman Sulaiman
”Banyak orang dan media yang salah menuliskan data pribadi dan profil Andi Sudirman Sulaiman, ST yang saat ini menjadi calon wakil gubernur Sulawesi Selatan. Untuk itu kami memuat profil dan Biodata serta foto-foto yang diambil oleh Sukriansyah S. Latief. Profil Andi Sudirman Sulaiman ini ditulis oleh Makmur Gazali dengan editor Sukriansyah S. Latief seperti dikutip dari laman sukriansyahlatif.com. Selamat membaca".
1. Belajar Mandiri Sejak Kecil
TEMPAAN masa kecil merupakan satu tahapan hidup yang paling menentukan ke arah mana sebuah pribadi membentuk dirinya kelak. Di masa-masa ini, seorang anak mulai belajar merambah semua kemungkinan potensi karakter yang bakal menjadi bagian tak terpisahkan dari kepribadiannya kelak ketika dewasa. Demikian pula yang dialami Andi Sudirman Sulaiman. Lahir di dusun kecil di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, 25 September 1983, Andi kecil merupakan anak kesebelas dari duabelas saudara yang berasal dari keluarga yang sangat sederhana. Ayahnya adalah seorang anggota TNI sekaligus seorang petani. Sedang ibunya dalam keseharian menjadi ibu rumah tangga. Sejak dini dalam lingkungan keluarga yang sangat sederhana dan tinggal di kampung kecil, Andi Sudirman mulai belajar bagaimana hidup sederhana. Nilai-nilai kesederhanaan inilah yang banyak membentuk karakternya ketika menjejak masa remaja. Di samping kesederhanaan, Andi kecil mulai memahami cara hidup mandiri. Tradisi dalam keluarga memang senantiasa menekankan kemandirian tersebut. Tidak mengherankan dalam sosok Andi Sudirman, karakter kemandirian ini demikian tertanam kuat.
Memasuki Sekolah Dasar (SD) Inpres Mappesangka, Kabupaten Bone Sulsel, di tahun 1989, Andi kecil menjejak dunia kreativitas seorang anak. Di masa ini, semua potensi kreativitas serta jiwa kepemimpinannya mulai menemukan saluran untuk bertumbuh. Di sekolah dasar, Andi kecil sering tampil dalam kegiatan perlombaan baca puisi. Tidak seperti anak seusianya yang pada umumnya tidak percaya diri (minder), Andi kecil justru telah menemukan rasa kepercayaan diri yang kuat. Begitupula dengan jiwa kepemimpinan yang mulai terlihat mekar saat dia sering dipercaya menjadi komandan upacara di sekolahnya. Di masa ini pula, Andi banyak menemukan ruang-ruang makna hidup dengan segala dimensinya.
Kesabaran, kejujuran, jiwa toleransi, kesetiakawanan serta kepedulian terhadap sesama merupakan embrio yang kemudian membentuk karakternya hingga kini. Dalam sifat kesabaran ini, Andi banyak memperoleh pembelajaran dari sosok ibunya. Kesabaran merupakan ‘akar’ kehidupan yang menurut ibunya mampu membuat kita utuh dalam kemanusiaan sekaligus ‘guyub’ dalam rasa keimanan kepada Allah SWT. Dalam nilai-nilai kesabaran ini termuat demikian banyak potensi nilai hidup yang bisa lahir darinya seperti, rasa syukur, rendah hati, tidak ambisius namun pantang menyerah menghadapi segala tantangan dan hambatan hidup. Dengan kata lain, kesabaran merupakan nilai-nilai Islami yang memang identik dengan keikhlasan itu sendiri. Dalam hal mata pelajaran di sekolah, Andi kecil juga telah menunjukkan potensi kecerdasannya yang bakal tumbuh subur kelak. Andi kecil cukup menonjol di berbagai bidang pelajaran, khususnya pelajaran matematika. Di sekolah, Andi kecil masuk dalam kelompok 3 besar murid-murid terpintar.
Setamat sekolah dasar, Andi Sudirman melanjutkan studinya di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Ujung Lamuru Lappariaja, Kabupaten Bone, Sulsel di tahun 1995. Pada masa SMP inilah, Andi Sudirman benar-benar merasakan bagaimana hidup mandiri dalam keprihatinan hidup yang demikian sederhana. Berbekal uang saku yang hanya Rp.250 plus sekarung beras per bulan, Andi Sudirman menumpang tinggal di rumah seorang kawan neneknya. Hal ini dilakukan karena letak sekolahnya memang cukup jauh dari dusun tempat tinggal Andi Sudirman. Bisa dibayangkan, bagaimana seorang anak berusia 12 tahun harus berpisah dari orang tuanya dan hidup sendiri dengan bekal seadanya demi mengejar pendidikan yang lebih baik. Di masa SMP ini, Andi Sudirman harus pandai-pandai mengatur hidup dan keuangannya. Segala pekerjaan dilakukannya sendiri. Setiap pulang sekolah, Andi mencuci baju sekolahnya sendiri untuk dipakainya kembali esok hari. Semua rutinitas ini dilakukannya tanpa sedikitpun menggerutu.
2. Hidup dalam Keprihatinan
Sejak kecil, Andi Sudirman memang terbiasa menjalani hidup dengan segala kesederhanaannya. Ini pula yang membentuk pribadinya yang mampu dengan cepat menyiasati kondisi tersebut. Dengan bekal uang Rp.250 per bulan dari orang tuanya, bisa dipastikan tak akan mencukupi. Bahkan untuk ongkos pulang ke rumahnya saja, Andi kerap tak punya. Padahal ia demikian rindu pada orang tua dan saudaranya. Di sekolah, ada kisah yang menarik dan tak pernah terlupakan. Pada saat melakukan upacara bendera dan hormat pada sang saka Merah-Putih, gerak-gerik Andi tiba-tiba menjadi sedikit canggung. Sikap hormatnya tidak penuh dan tegap. Sepertinya dia ingin menutupi sesuatu.
Membayangkan hal ini kadang membuatnya tersenyum sendiri. Bagaimana tidak, ternyata waktu itu Andi menyembunyikan tali rapiah yang dijadikannya ikat pinggang. Karena bila ia mengangkat tangannya terlalu tinggi, tali rapiah itu akan kelihatan jelas. Kondisi ini berlangsung cukup lama. Maklum, Andi memang tidak pernah sekalipun merasakan nikmatnya memakai baju, celana dan sepatu baru. Hampir semua perlengkapan sekolah serta pakaiannya adalah pakaian bekas dari kakak-kakaknya. Karena pakaian tersebut dari saudaranya maka agak kebesaran untuk ukuran badannya. Inilah sebabnya celana yang agak kedodoran tersebut diikatkan dengan tali rapiah agar tidak terus melorot karena Andi Sudirman tidak mempunyai ikat pinggang.
Dalam kondisi keprihatinan itu juga, Andi belajar mengatur keuangan dan menyiasati keperluan hidupnya. Untuk jajan di sekolah tidaklah mungkin ia memakai uang sakunya yang sangat terbatas tersebut. Cara paling jitu adalah membangun persahabatan dengan anak pemilik kantin di sekolahnya, sehingga setiap pulang sekolah, ia diberi kue gratis yang tidak terjual hari itu. Segala keterbatasan yang ada saat itu, justru tidak membuat Andi Sudirman mengkerut dalam semangat belajar. Keprihatinan hidup yang dialaminya justru mampu menjadi pemicu energinya untuk semakin giat meraih pendidikan. Di sinilah ia belajar bagaimana mendobrak hambatan dan tantangan hidup menjadi sebuah peluang untuk masa depannya. Hasilnya memang luar biasa. Di sekolah, prestasi belajar Andi justru mencorong di tengah keterbatasan hidup. Kecemerlangan prestasi serta kecerdasan yang menjadi potensinya justru tumbuh subur di sana. Di masa ini pula, jiwa kepemimpinan Andi Sudirman menemui ruang aktualisasinya. Organisasi kepramukaan menjadi medan penjajalanya dalam berorganisasi. Tidak tanggung-tanggung, Andi mampu melesat dan diberi mandat sebagai Ketua Dewan Ambalang Pramuka di sekolahnya.
3. Masa Subur Jiwa Kepemimpinan
Setelah menyelesaikan sekolahnya di SMP tahun 1998, Andi meneruskan pendidikannya di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Watampone Kabupaten Bone, Sulsel. Sebenarnya keinginan Andi setelah tamat SMP adalah melanjutkan ke SMA Taruna Nusantara. Namun karena terkendala jarak yang jauh serta pertimbangan ibunya yang menginginkan dirinya tidak terlalu jauh dari keluarga, maka Andi akhirnya menempuh pendidikan SMA yang berjarak sekitar 50 kilometer dari kampungnya itu. Di masa ini, jiwa kepemimpinan Andi Sulaiman demikian mekar dan tumbuh subur. Selain organisasi Pramuka yang memang telah digelutinya sejak masa SMP, Andi demikian aktif merambah semua organisasi pelajar yang ada di sekolahnya, seperti OSIS, MPK (semacam dewan legislatif pelajar) dan Sispala (siswa pencinta alam). Persentuhannya dengan berbagai organisasi ini memang tidak main-main.
Bagaimana tidak, baru terjadi sepanjang keberadaan SMA Negeri 1 Watampone, ada seorang pelajar yang mampu dipercaya menjabat ketua di semua organisasi ini dalam waktu bersamaan terpilih untuk ketiga posisi tersebut. Namun karena ada peraturan yang melarang jabatan ketua dirangkap dalam semua organisasi, maka setelah berjalan enam bulan sebagai Ketua OSIS dan MPK, Andi kemudian melepas jabatan tersebut. Dalam mengemban tugas sebagai ketua organisasi dan ketua kelas selama 3 tahun masih bisa masuk dalam peringkat 3 besar akademik. Masa subur tumbuhnya jiwa kepemimpinan ini menjadi bagian dari tahapan hidup Andi Sudirman yang paling melekat hingga kini. Dalam periode ini, Andi belajar bagaimana mengambil sebuah keputusan dengan cepat, bagaimana melakukan negosiasi serta berpikir dealektis untuk menyatukan berbagai pikiran dan kepentingan yang ada dalam dinamika sebuah organisasi. Pada masa ini pula, Andi banyak belajar bagaimana menghadapi berbagai tekanan serta merancang berbagai aksi serta cara mengimplementasikannya di lapangan.
Satu hal yang menarik dari masa ini adalah bagaimana Andi Sudirman mulai belajar menjajal cara-cara berpikir lateral (out of the box). Inilah yang menjadikan Andi Sudirman sangat menonjol di antara kawan-kawan seusianya. Cara berpikir lateral adalah cara berfikir bagaimana memecahkan sebuah masalah (problem) dengan metode di luar alur berpikir logis-konvensional. Berpikir model seperti ini memang membutuhkan sebuah kecerdasan di atas rata-rata, dan Andi Sudirman dalam usia yang masih hijau saat itu telah mampu menerapkannya. Hal lain dari karakter Andi Sudirman yang mulai terbentuk saat itu adalah sifatnya yang tak suka menunjukkan ego yang besar. Andi memang lebih nyaman menampilkan diri apa adanya.
Di samping kesederhanaan yang sangat melekat dari pribadinya, Andi juga mulai menunjukkan watak yang tak ingin dikenal karena dia anak siapa atau saudara siapa. Semua prestasi yang diraihnya waktu itu merupakan hasil dari kerja dan belajarnya sendiri yang memang cukup keras. Pernah suatu ketika, jelang akhir masa sekolahnya, gurunya sangat kaget karena baru mengetahui bila Andi Sudirman ternyata bersaudara dengan Andi Amran Sulaiman (Menteri Pertanian saat ini), padahal mereka satu sekolah. Saat itu nama mereka berdua memang cukup populer karena prestasi di sekolahnya. Namun tak ada yang tahu bila mereka sebenarnya bersaudara.
PADA tahun 2001, setamat sekolah SMA, Andi Sudirman melanjutkan studinya di Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar, Sulsel. Di perguruan tinggi terbesar di Indonesia Timur ini, Andi Sudirman berhasil lolos di Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Mesin. Salah satu fakultas yang menjadi favorit di kampus berlambang Ayam Jago tersebut. Kecemerlangan Andi, khususnya di bidang ilmu matematika membuatnya dengan mudah masuk ke Fakultas. Di masa inilah Andi Sudirman, bisa dikatakan, menuai hasil dari kerja kerasnya belajar dan kemampuannya menyiasati keprihatinan hidup selama masa-masa sulit di bangku sekolah. Di masa ini, di usia yang sangat muda, Andi Sudirman bisa dikatakan telah matang dalam segala hal. Dalam bidang keorganisasian, watak kepemimpinan dan pribadinya yang kuat serta cenderung menyukai tantangan berkembang pesat. Tidak seperti banyak mahasiswa lain yang memulai keorganisasian mahasiswa melalui jalur konvensional organisasi intra kampus seperti himpunan atau senat mahasiwa, Andi Sudirman justru bergerak di luar dan mendirikan organisasi baru yang benar-benar berangkat dari nol.
Pada tahun 2002, dia mendirikan organisasi pemuda dengan nama “Forum Pemuda, Pelajar dan Mahasiswa (FPPM) Mappatunru”. Dengan bermarkas di Kabupaten Bone, organisasi ini cukup fenomenal. Bagaimana tidak, hanya kurang lebih setahun sejak berdirinya, organisasi ini telah mampu menghimpun lebih dari 200 anggota dari mahasiswa berbagai perguruan tinggi dan menjadi salah satu organisasi kepemudaan yang cukup diperhitungkan di Kabupaten Bone. Bertumbuh pesatnya organisasi kepemudaan besutan Andi Sudirman menandakan kemampuannya dalam membangun sebuah sistem keorganisasian dan mengimplementasikannya dalam bentuk aksi sangatlah cemerlang.
Membangun sebuah sistem dan menjabarkannya dalam realitas dengan memakai cara berpikir yang lateral adalah salah satu karakter yang sangat menonjol dalam diri Andi Sudirman. Inilah yang menjadikannya tampil dalam sosok yang memadukan antara kecendekiawanan seorang pemikir, konseptor serta profesionalisme seorang implementator dan pekerja lapangan. Tidak mengherankan, pada semester enam (2004) di Fakultas Teknik Unhas, Andi Sudirman berhak atas beasiswa dari sebuah perusahaan ‘Thiess Indonesia’. Sebuah perusahaan multinasional yang bergerak di bidang penyedia jasa pertambangan yang terbesar di dunia lewat Australia Graduate Scholarship yang diikutinya. Andi merupakan satu dari 15 mahasiswa se-Indonesia termasuk perwakilan dari UI, ITB, ITS, UGM dan universitas besar lainnya. Perusahaan multinasional ini memang mencari bakat muda yang bakal dipersiapkan untuk menjadi pimpinan pimpinan perusahaan yang andal. Tidak tanggung-tanggung menawarkan beasiswa yang sangat besar untuk menjaring calon pemimpin di perusahaannya.
Andi Sudirman berhasil lulus di sana dengan beasiswa yang cukup mencengangkan bagi mahasiswa seusianya yakni Rp. 10 Juta ketika SPP per semester sekitar Rp. 360 Ribu pada saat itu. Dengan beasiswa sebesar Rp 10 juta itu, kehidupan Andi Sudirman mengalami lompatan dahsyat. Namun realitas itu tak membuat cara hidup Andi Sudirman berubah. Ia tetap seorang Surdirman yang dulu. Yang menjalani hidup penuh dengan kesederhanaan. Tidak ada yang berubah dari kehidupannya selain tanggungjawabnya yang sudah sedemikian besar. Persyaratan untuk tetap memperoleh beasiswa dari ‘Thiess Indonesia’ memang lumayan berat, yakni rerata minimal IPK 3,0 harus dipenuhinya dan tidak boleh mendapatkan nilai E setiap mata kuliah serta IPK tidak boleh turun dari semester lalu ke semester berikutnya. Tuntutan kondisi seperti ini tidak menjadikan Andi Sudirman kedodoran dengan waktu. Kemampuannya untuk memanajemeni serta mengatur waktu antara aktifitas keorganisasian dan kuliah yang diperolehnya dari masa-masa bangku sekolah kini sangatlah berguna. Tidak mengherankan, hanya dalam waktu 3 tahun 8 bulan, Andi Sudirman mampu menyelesaikan masa kuliahnya. Dialah mahasiswa Teknik Mesin yang tercepat selesai di angkatannya waktu itu. Ini merupakan prestasi tersendiri, mengingat dalam kondisi normal, seorang mahasiswa harus bergelut selama lebih 4 tahun untuk mampu menyelesaikan jadwal kuliah di Fakultas Teknik. Andi juga berhasil masuk dalam nominasi Lomba PKMT perancang “Pembangkit Listrik Arus Laut” Dikti RI 2005.
4. Mengejar Tantangan
Setelah menyelesaikan studinya di Unhas, Andi Sudirman langsung merambah dunia profesional. Di perusahaan Multinasional ‘Thiess Indonesia’ dia memulai kiprahnya . Persentuhannya dengan tenaga kerja ahli dari barat banyak memberi pelajaran berharga bagi dirinya. Etos kerja yang berorientasi pada hasil serta profesionalisme yang bertumpu pada kreativitas menjadi acuan paling kuat bila bekerja di sebuah perusahaan intenasional. Di sini, Andi Sudirman memiliki banyak kesempatan mengembangkan keahlian serta kecerdasan yang telah diasahnya sejak kecil hingga kuliah dulu. Karena kemampuan berpikir out of the box yang dimilikinya, karir Andi Sudirman melejit. Kemampuannya membangun sistem dan mengimplementasikannya dalam produk kerja membawa Andi dipercayakan dan terlibat dalam mengelola proyek investasi asing senilai ratusanTriliun di seluruh wilayah kerja PT Thiess. Dengan usia yang demikian muda namun kepercayaan dan tanggung jawab yang telah mampu diembannya di proyek gas salah satu perusahaan terbesar di dunia ini (ConocoPhillips Amerika-Hyundai Korea Selatan-Thiess Australia) menjadikan sosok Andi Sudirman benar-benar telah matang dalam dunia profesional.
Kematangan profesional inilah yang menjadikan Andi Sudirman sangat menyukai tantangan. Dalam dirinya, Andi Sudirman membentuk watak yang sangat kuat untuk terus menjajal keahliannya, terutama di bidanga Migas. Maka selepas dari ‘Thiess Indonesia’, dia kemudian merambah dari satu perusahaan multinasional ke perusahaan multinasional lain. Hingga akhirnya ia masuk ke perusahaan migas multinasional asal Australia, ‘Petrosea’ Sebuah perusahaan yang bergerak di bidang jasa kontrak pertambangan, engineering, Project Managemen serta Oil and Gas Service. Di Petrosea, dalam usia masih di bawah 27 tahun mengembang amanah day to day Construction Manager dengan metode berpikir yang selalu berbeda dan jitu. Sebagai contoh ketika Andi berhasil menunjukkan kemampuan berpikir out of the box dalam menyelesaikan proyek giant water tank painting/ finishing di konstruksi pabrik emas. Normalnya penyelesaikan menggunakan perancah (Scaffolding) kemudian Andi mengganti dengan menggunakan Crane plus manbasket & rigger sebagai hold back.
Andi kemudian menguji metode ini dalam hitungan pump back pressure engineering during blasting, crane load, man-basket safety & stability sukses dan berhasil diaplikasikan. Proyek painting yang semula estimasi painting pengerjaan 2-3 bulan bisa diselesaikan dalam kurung waktu kurang dari seminggu dan mampu menghemat biaya hinga lebih 50% estimasi. Metode ini termasuk metode baru saat itu dan melalui process approval consultan Australia (CMS) sebelum eksekusi. Di sinilah Andi Sudirman dipercayakan menduduki jabatan jabatan strategis sebelum akhirnya berlabuh di perusahaan Inggris PT Offshore Services Indonesia/ MES. Andi menjadi orang Indonesia pertama menjabat sebagai deputy dan Project Manager proyek DP2 DSV saturation dan air diving berbendera Indonesia. Andi membawahi langsung kapa DP2 built in saturation diving membawahi lebih dari 60 tenaga asing asal Inggris, Rusia, India, dan Asia. Andi memperoleh sertifikat keahlian sebagai ahli utama yang bila disandingkan dengan jabatan structural di birokrasi maka sama dengan pejabat eselon 1. Bisa dibayangkan dalam usia yang baru menginjak 33 tahun, Andi Sudirman telah berada di puncak kesuksesan seorang profesional.
Kemampuannya meracik sebuah sistem yang mumpuni dalam hasil menjadikan sosok Andi Sudirman banyak diincar perusahaan multinasional yang lain. Memang talenta yang dimiliki oleh Andi sangat cemerlang dan dibutuhkan oleh perusahaan internasional, khususnya Migas karena sistem kerja di ranah ini memang membutuhkan tingkat risiko yang tinggi serta tenggat waktu yang sangat diperhitungkan. Dengan demikian, keahlian yang dimiliki Andi Sudirman menjadikannya sebagai tenaga ahli yang diperebutkan dengan iming-iming penghasilan yang spektakuler. Namun bukan besarnya penghasilan yang membuat Andi Sudirman tertarik dalam sebuah kerja profesional. Yang dicarinya adalah seberapa besar tantangan pekerjaan yang akan dihadapinya serta apakah pekerjaan tersebut mampu memicu semua kreativitas yang ada pada dirinya. Satu contoh kecil adalah ketika dia sedang memimpin pekerjaan proyek penyelaman (Saturation dan Air diving) Migas bawah laut dengan investasi proyek senilai Rp. 500 Miliar untuk waktu durasi proyek bulanan. Dalam durasi pekerjaan normal, Andi berhasil melaksanakan tugas sesuai harapan dan tidak jarang melampaui target yang direncanakan. Keandalannya dalam membangun sistem kerja yang efektif dan efisien merupakan yang paling kuat dalam karakter seorang Andi Sudirman. Di samping itu, kemampuannya mengeksekusi di lapangan adalah sisi profesionalnya yang juga menonjol kuat. Inilah yang menjadikan Andi Sudirman nyaris paripurna sebagai seorang profesional dengan kualitas Internasional.
5. Membangun Etos Kerja Seorang Profesional
Selama melanglang buana dalam ranah kerja profesional bertaraf internasional ini, Andi Sudirman bisa dikatakan banyak mempelajari nilai-nilai etos kerja dunia profesional. Dalam berkarir di berbagai perusahaan multinasional, dia mendapatkan bahwa hal terpenting yang harus dimiliki seseorang adalah terintegrasinya nilai-nilai seperti kejujuran, kepercayaan diri, efektivitas bekerja, efisiensi dan menghargai kehidupan. Inilah pedoman sekaligus menjadi pondasi kepribadian dari semua kiprah profesionalitas yang melekat kuat dalam jejak pekerjaan yang pernah ditorehkannya. Baginya, di mana pun seseorang bekerja dan mengabdikan dirinya, semua sifat tersebut haruslah menjadi kekuatan dari pribadi orang tersebut. Etos kerja profesional ini juga semestinya bertumbuh dalam ranah kerja yang lebih luas, misalnya dalam kerja politik. Bahkan menurut Andi Sudirman, kerja politik, yang mana merupakan kerja untuk kemaslahatan orang banyak (rakyat), nilai-nilai kerja profesional justru harus lebih kuat. Pemimpin politik bagaimana pun harus mengemban nilai-nilai luhur kejujuran, kepercayaaan diri, efektif, efisien dan menghargai kehidupan tersebut. Tanpa sifat tersebut, dunia politik hanya akan menjadi ruang untuk saling sikut, mementingkan diri dan kelompok, menghamburkan anggaran yang tidak tepat sasaran dan mengabaikan kehidupan rakyat. Di samping itu, salah satu pedoman hidup yang menjadi acuan kerja Andi Sudirman sepanjang kiprahnya di dunia profesional internasional adalah menjadikan sistem sebagai instrumen dalam mengukur seberapa besar potensi keberhasilan sebuah perencanaan dan program suatu pekerjaan.
Bagi Andi Sudirman, dengan sistem yang baik, segala potensi penyimpangan kerja bisa dieliminir. Semua ini tidak lepas dari filosofi hidup yang dianut Andi Sudirman bahwa setiap manusia pada galibnya adalah baik. Dengan sistem yang baik maka semua potensi kebaikan manusia akan bertumbuh subur di sana. Sebaliknya dengan sistem yang buruk, maka manusia yang baik pun bisa terseret dalam lingkar keburukan. Dengan demikian, bagi Andi Sudirman, setiap pekerjaan adalah sebuah amanah untuk mampu membangun sebuah sistem yang berguna serta memiliki kemaslahatan kepada sesama manusia. Inilah yang menjadikan Andi Sudirman mampu menyandingkan kecemerlangan seorang profesional yang mampu membangun sistem dan mengeksekusinya di lapangan dengan seorang pemikir kemanusiaan yang sangat peduli dengan sesama manusia. (*)
BIODATA Andi Sudirman Sulaiman, ST
1. Riwayat Pendidikan
1989 – 1995 SD Inpress 10 73 Mappesangka, Bone – Sulawesi Selatan
1995 – 1998 SLTP Negeri 1 (Ujung Lamuru) Lappariaja, Bone – Sulawesi Selatan
1998 – 2001 SMU Negeri 1 Watampone, Bone – Sulawesi Selatan
2001 – 2005 S1 Teknik Mesin Universitas Hasanuddin, Makassar – Sulawesi Selatan
2. Riwayat Organisasi
1994 – Ketua Bina Damping Putra Pramuka SLTP Negeri 1 Lappariaja, Bone – Sulawesi Selatan
2000 – Ketua Terpilih Dewan Ambalan Putra Pramuka SMA Negeri 1 Watampone, Bone – Sulawesi Selatan
2000 – Ketua Terpilih OSIS SMA Negeri 1 Watampone, Bone – Sulawesi Selatan
2000 – Ketua Terpilih MPK SMA Negeri 1 Watampone, Bone – Sulawesi Selatan
2000 – Pendiri Organisasi Rohani Islam (ROHIS) SMA Negeri 1 Watampone, Bone – Sulawesi Selatan
2000 – Pendiri Organisasi Siswa Pecinta Alam (Respon – Sispala) Watampone, Bone
2002 – Pendiri Forum Pemuda Pelajar Mahasiswa (FPM) Mappatunru, Bone – Sulawesi Selatan
3. Prestasi/ Training/ Sertifikat
2005 – Nominasi Dikti RI 2005 Lomba PKMT “Perancang Pembangkit Listrik Tenaga Arus Laut”
2005 – Lulusan Tercepat Teknik Mesin Angkatan 2001
2009 – Employee of The Year (Karyawan Terbaik) – PT Marine Engineering Services (Perusahaan Inggris)
2002 – HMM UNHAS AutoCAD 2000 Program 2D & 3D
2004 – Thiess Indonesia Undergraduate Scholarship Program (Beasiswa Perusahaan Australia)
2005 – Thiess Indonesia Management System (Graduate Development Program)
2006 – Thiess & ConocoPhillips Leadership I & II
2006 – Thiess & ConocoPhillips Safety and Environment
2007 – EDP Media Resources Management – Primavera 6 Course
2007 – Thiess Indonesia Business English Course
2008 – Petrosea PRISM Training I (Costing & Scheduling)
2009 – Marine Engineering Services Business English Course I
2009 – Petrosea Integrated Project Management Training
2010 – Marine Engineering Services Business English Course II
2010 – Persatuan Insinyur Indonesia (PII)
2012 – LPJK Sertifikat Ahli Utama
ISO 9001:2008, OHSAS 18001: 2007, and ISO14001:2004
4. Kemampuan Bahasa
Language Speaking Writing Reading
Indonesian: Excellent Excellent Excellent
English: Good Good Good
5. Pengalaman Kerja:
Date: 2013 – 2017
Employer: PT Offshore Services Indonesia/ MES (British)
Position held: Project Manager
Project Involved:
$40MM Contact Value – PHE ONWJ STC-0942 2nd Campaign (2017)
Technical Services for Subsea Inspection, Maintenance & Repair (IMR) Campaign 2016 – 2018 (STC 0942)
8” YA-B1C Riser & Pipeline Sectional Replacement
CP System retrofit
Pipeline Leaks Survey & rectifications
$40MM Contact Value – PHE ONWJ STC-0942 1st Campaign (2016)
Technical Services for Subsea Inspection, Maintenance & Repair (IMR) Campaign 2016 – 2019 (STC 0942)
24” APNA-MMC Pipeline Hot tap, Stopple & Spool Installation
SPM#3 Subsea hose, valve and MWB replacement
8” FWA-FWB Riser & Subsea Pipeline Sectional Replacement
CP System retrofit
Pipeline Leaks Survey & rectifications
ConocoPhillips Indonesia (2014)
Provision of DP II DSV Crest Odyssey 1 complete with Saturation / ROV spread for
KERISI/HIU Project, SOW : Hiu Electrical fault finding & repair and Hiu A01 SCM Change out
BELIDA Project : Belida Subsea Wells plug and abandonment preparation works (3 wells)
$10MM Contact Value PHE ONWJ STC-0885 2nd Campaign (2014)
CP System Retro Fit – Anode Pod Installation Scour
Mattrass Installation
ZUD Sectional riser replacement
LC-LPRO Sectional replacement
$10MM Contact Value PHE ONWJ STC-0885 1st Campaign (2013)
CP System Retro Fit – Anode Pod Installation Scour
Mattrass Installation
SPM#4 Subsea hose replacement
Date: 2010 – 2014
Employer: PT Marine Engineering Services (British)
Position held: Engineering Project Coordinator
Project Involved:
ConocoPhillips EHMR EPCI Project (2012-2013)
MES was subcontractor to undertake the detailed engineering.
Rigid riser Installation
Flexible flowline Installation
PLEM Installation
PHE ONWJ STC-0732 Installation Engineering (2012-2014)
MES was contractor to undertake the installation engineering.
SPM Subsea hose replacement
Subsea pipeline & riser sectional replacement
Subsea pipeline hot tap
Sat & Air Diving work package
CP retrofit
Power cable installation
Boat landing repair
Etc
PHE ONWJ STC-0542 Installation Engineering (2010-2012)
MES was contractor to undertake the installation engineering.
SPM Subsea hose replacement
Subsea pipeline & riser sectional replacement
Subsea pipeline hot tap
Sat & Air Diving work package
CP retrofit
Power cable installation
Boat landing repair
Etc
Date: June 2009
Employer: PT Marine Engineering Services (British)
Position held: Lead Project Services
Project Involved:
ConocoPhillips – Tembang FEL Engineering Services
ConocoPhillips – Bawal FEL 3 Define Phase Engineering Service
ConocoPhillips – 28″ Pipeline – Pemping Subsea Tie-in B (SSTI-B) Development Project (Bid)
Santos – Maleo Peluang Study (Bid)
Date: 2008 – 2009
Employer: PT PETROSEA TBK (Asutralia)
Position held: Project Controls Engineer
Project Involved:
ADARO Wash Plant
Banpu Indominco – 3842C – Bontang Coal Terminal Project Upgrade
$80MM Contract Value – Ilham Habibie Bara Utama Pakar Coal Project
Date: 2008
Employer: PT PETROSEA TBK (Asutralia)
Position held: Acting – Construction Manager/ Sr. Field Project Controls Engineer
Project Involved:
Cibaliung Sumber Daya (CSD) – Cibaliung Phase 2 Gold Project
Date: 2007 – 2008
Employer: PT THIESS CONTRACTOR (Australia)
Position held: Project Controls Engineer/ Estimating
Project Involved :
2x150MW Muba Power Station Project (MUBA Project) – bid
Tabang Coal Upgrade (TCUP) Project – bid
Tanjung Priok Terminal Project (400,000M3 Tank Capacity)– bid
40 Floors of Ratu Prabu 3 Residence – Bid
Date: 2005 – 2007
Employer: PT THIESS CONTRACTOR (Australia)
Position held: Project Controls Engineer
Project Involved
$137MM Contract Value – ConocoPhillips Suban Phase 2 Gas Project. (*)